Powered By Blogger

Rabu, 29 Desember 2010

Setelah Hilangnya sebuah Harapan (Oleh: Dodoy Kudeter)

Tak perlu aku menjelaskan panjang lebar. Aku hanya ingin melihat negri ini damai, aman, adil, dan makmur. Yang pintar menulis sudah cukup banyak, yang pintar berbicara sudah cukup banyak, yang berteriak “merdeka” juga cukup banyak, tapi yang menyadari dari lubuk hati yang paling dalam bahwa negeri ini masih dijajah apa sudah meluas sampai pelosok negeri?
Belum..belum..jawabannya belum…
Bicara hanya sebatas kaum pelajar, cendekiawan, dan kaum intelek…
Apakah kaum buruh mengerti dirinya dihisap?
Tenaganya dikuras habis tapi hasilnya di nikmati si kapitalis?

LAWAN UPAH MURAH

“Perlawanan kaum buruh dalam memperjuangkan Kenaikan Upah, adalah sebuah perlawanan panjang kaum buruh yang berlangsung di seluruh wilayah bagian dunia. Kita pasti pernah mendengar tentang kisah pembangunan piramida di mesir (sekitar Th 2575-2150 Sebelum Masehi) yang mempekerjakan para budak yang dalam pekerjaanya hanya di beri Upah yaitu Makanan, yang kemudian berubah pada sebuah perlawanan untuk menuntut penambahan Makanan dan perbaikan kondisi kerja, yang kemudian berubah menjadi perlawan besar dari kaum Budak. Di indonsesia itu pun terjadi (Diantara tahun 1918 sampai dengan 1926) banyak sekali pemogokan-pemogokan yang dilakukan oleh serikat-serikat buruh. pemgokan tersebut dilakukan oleh buruh-buruh yang bekerja transportasi, pelabuhan, perkebunan, perkantoran, penggadaian. Dengan menuntut kenaikan Upah dan perbaikan Kondisi Kerja. Ya, Tentu masih banyak kisah sejarah lainnya yang semakin membuktikan betapa panjang bait sejarah perlawanan terhadap Politik Upah Murah. Seolah jalan sejarah ingin mengarahkan kita jika kaum buruh tidak mau memperjuangkan hak-hak normatifnya, maka jangan pernah bermimpi tentang kesejahteraan !!!
Kesejahteraan tidak dapat tercipta jika tidak kita Rebut.

Lima tahun sudah Kepmenaker No 17/2005 tentang penentuan upah berdasarkan Kebutuhan hidup layak (KHL) diberlakukan. Namun perjuangan kaum buruh atas upah layak kembali mewarnai penghujung tahun ini. Aksi atau demonstrasi buruh kembali marak di sejumlah kota.
Terakhir yang paling panas (25 Nov 2010) puluhan ribu buruh tumpah ruah di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Utara, melakukan pemogokan. Buruh KBN Tuntut UMP DKI 2011.

Menurut pemerintah serta dunia usaha, dari tahun ke tahun upah telah mengalami kenaikan signifikan. Sebagai contoh, rata-rata UMP tahun 2010 sudah mencakup hingga 80% KHL versi Dewan pengupahan. Anggapan tersebut ditentang oleh kalangan serikat buruh karena, pada prakteknya, secara nominal rata-rata kenaikan upah kurang dari 10 %. Di tahun 2010 rata-rata kenaikan UMP hanya sebesar 9,3% sehingga tidak sanggup mengejar kenaikan harga barang dan jasa yang melonjak karena inflasi selama 2010 sebesar 6,8 %.

SITUASI INTER NASIONAL dan SITUASI NASIONAL

- Secara ekonomi-politik; bahwa krisis finansial dunia beberapa dekade ini telah merontokkan banyak lembaga keuangan (termasuk bank-bank investasi) berikut potensi modal yang sudah ‘mapan’, dan memacetkan sirkulasi capital yang (tentunya; dalam porsi lebih besar) ditanam di sektor non-riil (obligasi, portofolio, SUN, dll).

- Krisis paling kontemporer terjadi tahun 2008—penyebabnya: ketidaksesuaian harga dan barang yang beredar (credit default-nya sub-prime mortgage), jaminan swap (tukar-menukar) / jaminan perlindungan dari AIG (American International Group) dan rendahnya deposito masyarakat. Jalan keluarnya adalah: Baillout—mengemis (kembali) pada negara!

- Ternyata, akumulasi/sengkarut masalah ekonomi global sudah tak sanggup lagi diselesaikan di Negara-negara induk kapitalisme (AS, Eropa—eropa timur, Yunani, Spanyol, Portugal, Jerman, AS, Inggris, dll). Gelembung modal (perdagangan non-riil) menyeret sistem keuangan dunia menuju kehancuran, para trader mata uang panik, pakar neo-liberal tak percaya diri.

- Out flows capital. Massifikasi pembukaan pasar baru adalah strategi neoliberal menunda krisis. Mereka butuh pasar untuk melarikan gelembung financial di negerinya masing-masing. Pasar tersebut adalah negara-negara miskin dan sedang berkembang (namum memiliki potensi alam besar dan jumlah manusia/konsumen yang banyak). Pelarian modal dibutuhkan untuk memulihkan ekonomi mereka, karena, modal bermasalah dalam negeri besar tersebut sulit diputar lagi, kalaupun bisa hanya minim laba, namun tinggi resiko (low profits, high risk).
-Instrument yang dipakai: dengan cara membangun blok-blok regional ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN China FTA (ACFTA), ASEAN Korea FTA (AKFTA), ASEAN Australia dan New Zealand (AANZ-FTA), ASEAN India FTA (AIFTA), ASEAN Jepang CEP (AJCEP), Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), INDONESIA-PAKISTAN; di bawah kontrol IMF, WB, ADB, dll.

- Hingga, pada sebuah kesimpulan bahwa, neoliberalisme (sebagai ideologi ekonomi seutuhnya) sudah dicampakkan oleh negri-negri besar tersebut (inkonsistensi). Bahkan, di eropa sendiri, neoliberal tidak pernah diterapkan, ia hanya berlaku sebagai strategi pasar (ekspansi).

Senin, 29 November 2010

”Landasan Pembangunan Serikat Buruh Nasional Yang Militan”

1.      Situasi Ekonomi-Politik Yang Makin Menyengsarakan Kaum Buruh dan Rakyat Miskin Indonesia

Pada tanggal 20 oktober 2009 ini, SBY-Boediono sebagai pemenang dalam pemilu elit 2009 lalu, akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden, di mana bebarapa waktu sebelumnya, anggota-anggota DPR/MPR yang di isi oleh 9 partai politik (Demokrat, Golkar, PDIP, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra dan Hanura) juga telah dilantik, maka sah lah Rezim Kapitalis kembali berkuasa.

Kecuali Gerindra dan Hanura, semua partai yang ada di DPR saat ini merupakan partai yang pernah berkuasa pada 5 tahun, bahkan 10 tahun belakangan ini, dan selama mereka berkuasa, prestasi mereka yang bisa kita rasakan adalah semakin berlanjut kemiskinan massal, semakin bertambah angka PHK massal, semakin bertambah pengganguran, semakin bertambah kematian anak-anak dan ibu, semakin bertambah anak putus sekolah, semakin mahal pupuk, bibit dan obat-obatan anti hama.

KESEJAHTERAAN RAKYAT ADALAH TANGGUNG JAWAB NEGARA !!

Persoalan Krisis yang terjadi di negeri kita semakin berdampak buruk bagi perekonomian bangsa kita yang berdampak pada kemiskinan massal persoalan ini juga dirasakan rakyat kalimantaan Timur terutama kaum buruh, dimana krisis mengakibatkan mulai tidak kuatnya industri-industri dalam negeri terutama di sektor rill banyak terjadi penutupan-penutupan pabrik dan PHK2 massal terjadi akibat tidak mampu lagi untuk berproduksi hal ini sangat dirasakan kaum buruh di Kalimantan timur terutama di industri perkayuan bayaknya perusahan-perusahan melakukan kebijakan merumahkan karyawannya yang berujung pada PHK2 Massal yang secara tidak langsung memiskinkan kaum buruh dikalimantan timur. Belum lagi kebijakan Free Labor Market Flexibility (pasar tenaga kerja yang fleksibel) yang mengakibatkan semakin meluasnya penerapan sistem kerja kontrak (termasuk buruh harian lepas, borongan), outsourcing dan upah murah. Semakin kompleksnya persoalan ini seharusnya pemerintah segera cepat menyelesaikan persoalan ini bukan memperparah dengan menawarkan Upah Minimum Kota Balikpapan Untuk tahun 2011 yang jauh di bawah kehidupan layak yaitu sekitar Rp 1.146.000-Rp 1.170.000. sungguh upah yang jauh dari kehidupan layak dikalimantan timur.

Sekalipun di UU 13/2003 disebutkan bahwa upah buruh Indonesia di usahakan untuk mencapai kebutuhan hidup layak, namun peraturan-peraturan dibawahnya tidak mencerminkan hal tersebut, sebagai contoh dalam Kepmenaker No 17 /2005, yang merumuskan komponen upah, keseluruhan komponen yang ada, tidak ada yang memenuhi kriteria kebutuhan layak (baik kebutuhan primer; standar makanan dan minuman yang jauh dibawah standar gizi 4 sehat 5 sempurna, tempat tinggal yang hanya 3 m x 3 m, pendidikan yang hanya disamakan dengan biaya untuk membeli 1 tabloid per tahun, dan kebutuhan-kebutuhan primer lainnya, apalagi kebutuhan sekunder maupun tersier). Sehingga jika menggunakan acuan Kepmenaker 17/2005 ini, maka angka kebutuhan hidup layak (KHL) sesungguhnya adalah kebohongan besar, karena keseluruhan komponen yang terdapat dalam pepmenaker ini tidak mencerminkan standar kehidupan yang layak bagi seorang manusia, bahkan sangat terlihat pepmenaker ini justru memberikan legitimasi upah murah.
Melihat persoalan ini seharusnya kita sebagai elemen unsur2 serikat buruh,mahasiswa dan gerakan pro demokratik segera menyikapi serta menjawab persoalan ini dengan kekuatan mobilisasi2 rakyat untuk menolak pemberlakuan Upah Minimum Kota  2011

Rezim Penghisap Buruh SBY-BUDIYONO dan Partai-Partai di Parlemen Gagal Mensejahterakan Rakyat, LAWAN!!! 
Naikkan Upah Buruh Sesuai KHL!! Turunkan Harga
TOLAK UU Sidiknas; TOLAK UU 13
REZIM PELANGGAR HAM dan lambat dalam penanganan TKI
Cp: 085654025588 (rendy anggota PEMBEBASAN Bpp)

Rabu, 24 November 2010

Membangkitkan Gerakan Buruh Perempuan

Di tengah situasi ekonomi yang tak kunjung membaik, banyak perempuan yang berpendidikan rendah dengan ketrampilan terbatas. Tidak heran jika kemudian kaum perempuan yang mayoritas berasal dari pedesaan ini kemudian merantau ke perkotaan untuk menjadi buruh pabrik. Sementara, bagi para pemilik modal, buruh perempuan adalah tenaga kerja murah untuk merengkuh keuntungan yang melimpah. Oleh karena perempuan dianggap mahkluk lemah yang dinilai akan diam saja ketika ditindas dan dipreteli hak-haknya, maka dengan mudah kita temui kasus-kasus yang menimpa buruh perempuan. Dari kasus pelecehan seksual, tidak dipenuhinya cuti hamil sesuai UU Ketenagakerjaan, cuti haid, upah tanpa tunjangan pasangan seperti yang diterima oleh lelaki dan kasus lainnya. Berbagai kasus tersebut terus bermunculan, tanpa perlindungan negara. Negara, dalam hal ini, menjadi alat bagi para pemodal untuk meraih keuntungannya sehingga berbagai kebijakan negara tidak ada yang berpihak pada kepentingan buruh. Apa lagi melindungi buruh perempuan yang mengalami berbagai eksploitasi di balik dinding pabrik. Sementara dalam gerakan buruh sendiri, meski buruh perempuan merupakan mayoritas anggota serikat buruh, masih sedikit buruh perempuan yang menduduki posisi strategis sebagai pimpinan. Padahal dalam sejarahnya buruh perempuan pernah menempati posisi penting dalam pergerakan buruh, bahkan pernah menjadi Menteri Perburuhan pertama.
Menilik Sejarah Gerakan Buruh Perempuan
Berbicara mengenai gerakan buruh perempuan, tidak bisa lepas dari gerakan buruh dah gerakan perempuan dengan berbagai aktivitas politiknya. Dalam sejarahnya, buruh perempuan pernah memiliki catatan sejarah sebagai sebuah gerakan. Bersama gerakan perempuan, buruh perempuan memperjuangkan hak-haknya baik sebagai buruh maupun sebagai perempuan. Pada tahun 1946, buruh perempuan berhasil mengorganisasikan dirinya dalam Barisan Boeroeh Wanita (BBW) di bawah kepemimpinan SK. Tri Murti yang kemudian menjadi Menteri Perburuhan Indonesia pertama. Bahkan, dalam momentum 1 Mei 1946, BBW berhasil merekrut beberapa calon pimpinan buruh perempuan untuk dilatih selama dua bulan .

Gambaran Umum Perempuan Buruh Indonesia

Buruh, Bekerja tapi Tetap Miskin
Sebanyak 52,1 juta orang atau hampir 55% dari orang yang bekerja di Indonesia, hidup dalam kemiskinan. Pendapatan mereka tidak lebih dari US$2 per hari. Ikhtiar yang mereka lakukan tidak berbuah manis. Bekerja, tapi tetap miskin.
Data itu mengacu ke perhitungan yang dilakukan oleh Organisasi Perburuhan International (ILO) tahun 2008. Organisasi itu memperkirakan jumlah pekerja miskin di Indonesia mencapai 52,1 juta orang pada 2006, hanya turun tipis dibandingkan dengan 52,8 juta orang pada 2002. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini tercatat sekitar 102 juta pekerja (2008).
Apabila kriteria orang miskin diubah menjadi orang yang berpendapatan di bawah US$1 atau Rp9.000 per hari, jumlah pekerja miskin memang turun tajam. Dengan kriteria miskin US$1 itu, jumlah pekerja miskin di Indonesia memang hanya 7,9 juta atau 8,2% dari total jumlah pekerja. Kriteria inilah yang dipakai negara untuk mengukur orang miskin (padahal tak ada satu manusiapun bisa hidup dengan Rp. 9000 per hari).
Kee Beom Kim, Labour Economist ILO, mengumpamakan dari 100 orang usia kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Indonesia, delapan orang berpenghasilan di bawah US$1 per hari dan 55 orang memiliki pendapatan kurang dari US$2 per hari.
ILO mencatat produktivitas pekerja di Indonesia tumbuh rata-rata 4,3% per tahun dalam periode 2000 hingga 2007. Produktivitas pekerja paling tinggi terdapat pada sektor industri manufaktur (pengolahan), sedangkan yang paling rendah di sektor pertanian. Rata-rata produktivitas pekerja di sektor industri dalam sebulan sama dengan rata-rata nilai produktivitas yang dihasilkan pekerja di sektor pertanian dalam tujuh bulan.
ILO juga mencatat dalam kurun waktu 2003 hingga 2007, rata-rata upah nominal pekerja di Indonesia memang mengalami kenaikan. Namun, upah riil pekerja dalam empat tahun terakhir itu stagnan. Daya beli pekerja terus tergerus inflasi yang membuat biaya hidup merangkak naik. Dari sekitar 35 juta pekerja di sektor formal saja, lebih dari 80% harus nombok. Gaji mereka tidak mencukupi untuk bisa membiayai konsumsi inti yang layak yang diperkirakan minimal Rp3,5 juta per bulan

Senin, 22 November 2010

KRUPSKAYA: Guru Bagi Kaum Buruh

Oleh: Reihana Diani*

Aku Krupskaya, akan bercerita tentang perjuangan Rakyat Rusia sampai bisa menjadi negara sosialis pertama di dunia. Jadi, aku hanya membahas sambil lalu tentang diriku sendiri. Anggap saja, ini sebuah dongeng tentang revolusi.

St. Petersburg, sebuah kota yang ramai, salah kota industri yang muali tumbuh dimasa Tzar, di kota inilah aku dilahirkan, 1869. Aku dilahirkan ditengah-tengah rejim feodal, yang bengis, kejam, menghambur-hamburkan kemewahan, sementara Rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Di sekitar pabrik-pabrik, kita dapatkan gang-gang sempit, yang dibecek akibat sisa-sisa salju yang baru mencair, menuju tempat tinggal kaum buruh, rumah yang kusam, sekusam wajah-wajah para penghuninya, menuju rumah orang-orang miskin kota. Aku juga dilahirkan, ditengah anak-anak buruh, mereka riang gembira, tapi pancaran matanya tidak bisa menipuku, bahwa mereka tidak bahagia. Sejak kecil aku juga melihat para pengemis lalu lalang, melihat buruh-buruh yang pagi hari dengan langkah yang terburu-buru menghampiri cerobong-cerobong pabrik dan sore harinya, aku melihat wajah sayu mereka, yang tenaganya sudah terkuras habis. Walaupun disana sini ada beberapa pabrik, tapi secara umum, Rakyat Rusia hidup dari tanah. Rusia, bumi manusia tempat aku dilahirkan, negeri yang telah mencatat sejarahnya sendiri, yang telah menuliskan dalam sejarahnya, bahwa kelas buruh bisa berkuasa.

Minggu, 21 November 2010

Slebaran "LIDI MADU" UNIBA

Awas ada hantu dikampus UNIBA!!! Lingkaran Perlawanan Kampus “LIDI MADU” Terhadap SPP Mahal.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa permasalahan di UNIBA begitu banyak yang tak kunjung diselesaikan. Kita tidak bisa menutup mata dengan masalah SPP Mahal. Transparasi Anggaran yang ga pernah ada, tidak dilibatkanya mahasiswa dalam pengambilan kebijakan, kinerja birokratis yang lemah, kinerja dosen yang lebih mementingkan proyek, persoalan fasilitas, dan segudang persoalan lagi. Sangat disayangkan jika mahasiswa dan seluruh civitas akademika didalamnya ternyata diam saja memandang itu semua.

Belum lagi masalah pendidikan kita yang ternyata lebih memberikan peluang terhadap bentuk komerialisasi pendidikan disetiap lini yang termabtub dalam UU Sidiknas. Berangkat dari persoalan-persoalan diatas, Kami “Lingkaran Diskusi Mahasiswa demokratis UNIBA” menolak tunduk dan menegaskan akan terus mem perjuangkan haknya, AYO MAHASISWA BERSATU TURUNKAN SPP!!! Kita hantui Birokrasi kampus supaya tidak nyenyak tidurnya, dan kemudian dengan sukarela memberikan hak mahasiswa yang sudah dirampasnya..

Semakin banyak yang bersatu kita semakin kuat kawan, nah kami dari LINGKAR DISKUSI MAHASISWA DEMOKRATIS UNIBA (MADU), akan mengadakan testimony/ANGKET, untuk menyatakan dukungan kawan-kawan terhadap perlawanan BEAYA SPP!!
Ayo gabung, bersatu dalam Lingkaran Diskusi Mahasiswa Demokratis UNIBA untuk membedah dan menjawab persoalan-persoalan diatas. Setiap hari kamis malam di kampus. Persiapkan dirimu dan merdekakan otakmu!!! Semoga Selalu Berkobar !!!! Jayalah Persatuan Mahasiswa !!!!
Juru bicara: Friska Putri Informasi: 085752117930 Fakultas Hukum: Fatur (085246166039); Fakultas Ekonomi: Sha’I (085654131058); Fakultas teknik: Dani (085250821505); Fakultas Sastra: Arie (085652011469); FKIP: Randy (085654025588)
TUNDUK; HORMAT KAMI, BAGI HANTU-HANTU YANG AKAN MENJADI BUMERANG TERHADAP PIHAK BIROKRASI KAMPUS

Sejarah menyimpulkan; Gerakan mempraktekan

Tidak dapat dipungkiri apatisme dikalangan mahasiswa sudah memasuki fase paling memrihatink an. Keengganan mahasiswa dalam menyikapi masalah masalah sosial membuat kampus kehilangan fitrah pengabdiannya pada masyarakat. Alih alih mencari solusi, mahasiswa lebih mendahulukan ego intelektualitas mereka untuk menjadi yang terbaik secara akademik. Sebagian menjadi kutu kutu buku yang autis, sebagian lagi menjadi tukang tukang nyontek yang munafik. Bila perkuliahan usai, kampus kering dari isu isu pergerakan karena pembicaraan mahasiswa hanya berkisar soal sex, fun, food dan fashion. Jelas ini adalah penghianatan intelektual sekaligus “bunuh diri kelas” dihadapan rakyat.

BERSAMA MAHASISWA PROGRESIF-RAKYAT HADANG PEMILUKADA BUSUK ANTEK-ANTEK KAPILTALISME!!!


BANGUN PERSATUAN GERAKAN MANDIRI YANG BERSEKALA NASIONAL!!

Sudah tidak ada lagi alasan untuk mempertahankan pemerintahan yang tak menyayangi rakyat miskin. Jika begitu, ayo rakyat bersatu, gulingkan pemerintahan SBY-Boediono!!! 

Peringatan-peringatan berupa protes rakyat yang secara bertubi-tubi datang semenjak dilantiknya SBY-Boediono—untuk kedua kalinya—terus bergulir, dengan bermacam-macam kesadaran dan tuntutan. Seperti yang sudah-sudah, janji akan kesejahteraan tak kunjung menghampiri rakyat miskin. Kemakmuran, pendidikan gratis, kesehatan gratis, lapangan kerja bagi rakyat, demokrasi sejati, minyak murah kian menjadi jauh dari angan-angan, semakin menjadi mitos di negeri ini. Bagaimana tidak, jika rezim sekarang semakin lama semakin jatuh dalam genggaman kapitalisme-neoliberal yang menjadi awal dari segala kesengsaraan—derita.

Pemilukada Balikpapan bukan jalan keluar

Dalam masyarakat, pemilihan umum daerah (pemilukada) demoktatis, jujur dan adil (jurdil), langsung, umum,bebas serta rahasia (luber) merupakan sebuah ukuran sudah ditegakannya demokrasi dalam kehidupan bernegara. Rezim orde baru dibawah kediktatoran soeharto sampai rezim demokrasi ala sby-budiono telah membunuh demokrasi sejati dengan cara mengatur (merekayasa) pemilu yang curang agar dapat memenangkan/mempertahankan kekuasaan guna kepentingan klik ekonominya. Sekarang, seharusnya bisa ada perubahan yaitu dari kediktatoran menuju demokrasi, bila saja warisan-warisan politik lama tidak terus menerus dipertahankan.

Korporatokrasi, Menyempurnakan Negara Sebagai Pengabdi Perusahaan



Oleh: Danial Indrakusuma


Di semua tempat, apakah itu dalam kebudayaan popular, hingga sistim propaganda, terdapat tekanan terus menerus agar orang merasa bahwa dirinya tak bisa ditolong lagi, bahwa peran mereka hanyalah menyetujui segala keputusan dan melahapnya—Chomsky.
Hambatan sesungguhnya bagi produksi kapitalis adalah kapital itu sendiri—Marx.

Landasan-Pijak Teoritik Korporatokrasi
Bila saja Marx masih hidup, ia mungkin akan tercengang menyaksikan kreativitas borjuis dalam mendayagunakan negara demi kepentingannya ; Hamza Alavi tentu akan maklum atas semakin sempitnya ruang otonomi relatif negara di tengah semakin rentannya sistim kapitalisme (negeri-negeri maju) terhadap krisis (yang dampak gelombangnya semakin mendunia) ; dan bila saja Richard Robison mempertimbangkan dari mana sumber dana dan kebijakan negara (Orde Baru), maka tentu ia tak akan berposisi: negara (Orde Baru) mampu “menciptakan” kelas (di Indonesia)?
Kadang korporatokrasi (corporatocracy) sering dikaitan dengan gerakan anti-globalisasi, mungkin karena terkesiap atas gejala bagaimana pemerintahan (terutama) negeri-negeri berkembang tunduk pada kepentigan-kepentingan perusahaan-perusahaan besar/transnasional. Misalnya saja, John Omaha, Phd, menyimpulkan bahwa perang Irak dicetuskan oleh perusahaan-perusahaan yang telah berhasil menguasai negara (dan segala kelembagaannya) republik demokratik Amerika—yang sekarang telah menjadi korporatokrasi.
Perusahaan-perusahaan dianggap memiliki kekayaan yang begitu besar sehingga bisa menyuap, menyusup dan menguasai pemerintahan di berbagai negeri. Bahkan, ia sanggup mengemudikan eksekutif, media-media terkemuka, legislatif, dan lembaga-lembaga hukum, menyatukannya ke dalam suatu unit yang berentang-dunia yang dinamakan korporatokrasi. Fokus dari tujuannya hanya satu, tak terbagi : perusahaan—keuntungan harus maksimal; sumber daya alam, segala kelembagaan, warga negara, harus digunakan (atau disingkirkan bila tak diperlukan lagi) demi memaksimalkan keuntungan; perusahaan harus memiliki pasar-pasar baru untuk dikuasai; dan, bila perlu, perusahaan-perusahaan yang memproduksi peralatan militer harus memiliki pasar serta menyesuaikannya dengan penaklukkan negeri-negeri yang akan mengakumulasi keuntungan perusahaan

Berita Daerah

SENIN, 8 NOVEMBER 2010 | 13:21 WITA
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Handry Jonathan

BALIKPAPAN, tribunkaltim.co.id - Upah Minimum Kota (UMK) Balikpapan 2011 dipastikan meningkat dibandingkan tahun 2010. Ini dikatakan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Balikpapan, Tara Allorante, Senin (8/11/2010).

Rencananya, UMK 2011 akan berkisar antara Rp 1.146.000-Rp 1.170.000. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan UMK 2010, Rp 1.075.000.

"Angka ini masih akan dibicarakan di Dewan Pengupahan Balikpapan. Paling lambat minggu depan akan kami serahkan kepada Walikota," ujar Tara kepada tribunkaltim.co.id.

Setelah disetujui Walikota, UMK akan diserahkan ke Gubernur Kaltim untuk disahkan.
Perhitungan UMK, kata Tara, dilakukan berdasarkan survei kebutuhan hidup layak, inflasi, serta kemampuan perusahaan di Balikpapan. Angkanya dibicarakan bersama asosiasi pengusaha, serikat pekerja, serta unsur akademisi. (*)

Selasa, 16 November 2010

SEJARAH GERAKAN BURUH INDONESIA

MASA KOLONIALISME SAMPAI MUNCULNYA KELAS BURUH DI INDONESIA

Sejak  abad  XIV Indonesia telah menjadi pusat perhatian dan menarik pedagang-pedagang luar negri, karena  kekayaan Indonesia mengenai hasil rempah-rempah seperti: lada, pala, ketumbar, kayu manis dsb. , yang diperdagangkan oleh pedagang-pedagang dari India, Persia, Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda.
Disamping berdagang, pedagang-pedagang tersebut juga menyebarkan agama yang dianut oleh masyarakat dari negri asalnya, misalnya : agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen maupun Katolik.
Untuk mendapatkan kepentingan ekonominya, pedagang-pedagang asing tersebut menggunakan pertentangan-pertentangan yang ada antara raja-raja di wilayah Indonesia. Perpecahan yang ada diantara raja-raja tersebut serta keunggulan teknik yang dimiliki oleh pedagang-pedagang asing itu menyebabkan mereka selalu kalah dalam peperangan menghadapi orang-orang asing tersebut. 
          
Pada tanggal 22 Juni 1596 armada Belanda berlabuh di Indonesia dibawah pimpinan Cornelis  Houtman di Banten. Pada tahun 1602 dibentuk perkumpulan dagang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) serta kemudian diangkat seorang Gubernur Jenderal pada tahun 1610. 
          
 Politik dalam negri VOC berdasarkan exploitasi terhadap  organisasi-organisasi feodal yang telah ada, sehingga rakyat menderita dua macam penindasan, yaitu dari raja-raja dan dari VOC.  Timbulnya perlawanan-perlawanan dari kaum tani yang menderita dua macam ketertindasan tersebut serta merajalelanya korupsi di dalam tubuh VOC menyebabkan VOC dibubarkan dan kekuasaannya dialihkan langsung kepada pemerintah Belanda pada tahun 1800.