Powered By Blogger

Jumat, 27 April 2012

Belajar dari pengalaman kawan-kawan FBLP

PROSES BERDIRINYA
F FBLP
(federasi forum buruh lintas pabrik)

FBLP (Forum Buruh Lintas Pabrik) digagas oleh beberapa kawan yang berkomitment untuk terus menerus bergerak melakukan pengorganisiran buruh karena sampai dengan hari ini penindasan buruh terus menjadi-jadi, terbukti dengan maraknya sistem kerja kontrak yang terus merebak dimana-mana, PHK massal dan semena-mena, intimidasi, union busting, dan lain-lain.
Bergerak dari Tahun 2009 bulan Mei, upaya pengorganisiran buruh dimulai dengan mengorganisir beberapa kontak yang bekerja dari berbagai pabrik, atas methode pengorganisiran dari berbagai macam pabrik itulah kemudian nama FBLP dipilih. Dengan memulai Pendiskusian tentang problem-problem buruh dan upaya mencari jalan keluar dari deretan problem buruh itu.

Aktifitas diskusi dari 1 kontrakan buruh ke kontrakan buruh yang lain terus dilakukan sebagai upaya untuk terus menyadarkan akan persoalan-persolaan ekonomisnya serta mencari jalan keluar politisnya.
Pengorganisiran awal FBLP adalah berbasis teritorial atau hunian, dengan konteks pembangunan posko teritorial yang melibatkan buruh dari berbagai pabrik dalam 1 teritorial tertentu.

Dalam perjalanannya FBLP mempunyai beberapa basis teritorial diantaranya adalah teritorial Kopi Jenggot, teritorial Swadaya, teritorial Pancong, teritorial Zat asam, teritorial DKI dan teritorial Kp. Kandang. Dengan aktifitas diskusi, pelatihan, pemutaran film dan lain-lain terus menjadi agenda ditiap-tiap teritorial sehingga pasokan kesadaran buruh terus bertambah.

Posko Pengorgnisiran ini efektif untuk menjangkau buruh dalam tahap-tahap awal Pengenalan organisasi serikat buruh kepada buruh yang masih lemah kesadaran dan keberanian untuk muncul legal di hadapan perusahaan. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa sistem kontrak telah menjadi bagian yang lekat di setiap buruh saat ini.
Pasca megawati mengesahkan UUK 13/2003 yang melegalkan buruh kontrak (PKWT – Pekerja Waktu Tertentu) sejak itu pula Pengusaha berbondong-bondong melakukan berbagai macam upaya untuk menjadikan buruhnya sebagai buruh kontrak. Penutupan pabrik semena-mena, PHK massal, intimidasi menjadi pola yang terus dijalankan oleh pihak Pengusaha. Pemandangan saat ini adalah hari ini buruh bekerja di pabrik A, 2 bulan kemudian bekerja di pabrik D dan seterusnya, sehingga perlindungan buruh menjadi lemah dimata hukum.
Di tengah situasi buruh yang seperti itulah,kita semua sadar akan kebutuhan alat perjuangan yang bisa menyatukan seluruh kekuatan kita untuk berjuang.
Oleh karena itu FBLP hadir ditengah-tengah buruh untuk memberikan jawaban atas kondisi buruh itu.

Minggu, 26 Juni 2011

Ribuan Pekerja di Kaltim Bakal di-PHK

Tribun Kaltim - Sabtu, 4 Juni 2011

SAMARINDA,tribunkaltim.co.id- Rencana Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk menghapus sistim tenaga kerja outsourching (kontrak) dalam revisi UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinilai tidak tepat dan bisa membuat pengusaha kelimpungan.

Penghapusan outsourching memang membuat citra pemerintah lebih baik,tapi bagi pengusaha dan pekerja itu justru sangat merugikan.

"Penghapusan sistim outsourching bisa membuat pengusaha kelimpungan dan berdampak langsung pada terjadinya PHK yang membludak dan menyebabkan semakin meningkatnya jumlah angka pengangguran,"kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Brotosiswoyo disela-sela menghadiri Rapimprov Kadin Kaltim di Hotel Aston Samarinda, Sabtu (4/6/2011).

Ia mengatakan,Apindo Kaltim sudah lama mendengar rencana penghapusan outsourcing tersebut . Tetapi, jika itu nantinya benar terjadi maka pengusaha akan banyak yang kelimpungan.

‘’Saya pikir tidak tepat kalau outsourcing mau dihapus. Sebab sistim ini bagus dan berkaitan dengan etos kerja buruh dan kemampuan pengupahan perusahaan di Indonesia, kalaupun Menakertrans memaksakan, maka pengusaha akan melakukan PHK besar-besaran," tutur dia.
Sistim outsourching kata dia justru berhasil mengurangi terjadinya PHK dan mengurangi angka pengangguran,"katanya.(*)
Penulis : Hasbi
Editor : Fransina

Selasa, 21 Juni 2011

“REALITAS KETERTINDASAN PEREMPUAN”


Oleh     :   “ Fanz Jelita Merah “



                Sangat banyak pertanyaan yang timbul, ketika kita terlahir dengan jenis kelamin sebagai perempuan, yang sejak lahir sudah di lilit oleh segombrok aturan-aturan dan citra negative yang terbentuk tentang sosok perempuan. Menakutkan bukan ? malangnya bayi yang terlahir ketika menjadi seorang perempuan. Bahkan ketika seorang perempuan menjadi dewasa dia harus mulai menyesuaikan dengan aturan-aturan yang sangat tidak masuk akal, ketika tubuhnya sendiri menjadi bahan pembicaraan khalayak ramai dan ketika negara pun ikut-ikutan mengintervensi tubuhnya, belum lagi cap negativ yang menghampiri sosok perempuan. Malang betul yang kemudian terlahir menjadi perempuan ini.

Maka, yang patut di pertanyakan kini adalah,
Mengapa perempuan di anggap sebagai manusia kelas dua ?
Mengapa perempuan tak memiliki kebebasan atas dirinya ?
Mengapa perempuan selalu menjadi komoditas ?
Mengapa perempuan selalu di hadapkan pada pilihan untuk menjadi cantik atau berjuang ?
Siapa dalangnya ?
Apa sebabnya?



Ya,,, itulah sedikitnya pertanyaan yang harus kita jawab di era modern ini.

Sejarah kita telah mencatat bahwa kaum perempuan memiliki peran penting dalam produksi dan reproduksi. Bahkan sejarah pun mencatat tentang adanya sebuah masa kejayaan kaum perempuan, di mana perempuan menjadi “sang penyelamat”, yaitu saat perempuan dengan keterampilannya dapat mengolah biji-bijian menjadi suatu tanaman yang dapat di manfaatkan dan di jadikan satu2nya sumber penghidupan bagi komunitasnya saat itu (di jaman batu).

Proses perkembangan teknologi pada masa itu merubah proses pengihidupan yang tadinya dari komunal menjadi individual. Yang kemudian hasil surplus daripada suatu produksi menjadi  milik individual / perorangan, sehingga muncul dan di kenallah dengan istilah “kepemilikan pribadi”. Keadaan ini yang menjadi salah satu sebab, bergesernya peran perempuan dari lapangan produksi. Kemudian dengan beralihnya mata pencaharian mereka dari berburu menjadi bertani / pertanian /bercocok tanam, mengahruskan mereka melakukan perluasan lahan (ekstensifikasi lahan) dan membutuhkan SDM yang banyak. Sehingga sebagai akibat logis dari keadaan ini, perempuan secara perlahan tersingkir ke wilayah domestik dan terserap hanya untuk kegiatan-kegiatan reproduktif. Kemajuan teknologi pada masa itu telah jelas memundurkan perempuan yang mempunyai kelebihan di bidang reproduksi, hanya untuk mencetak SDM-SDM. Serta dengan di temukannya mata bajak (luku) , semakin memukul perempuan ke dalam kungkungan domestik. Terlebih lagi karna bajak biasanya ditarik dengan menggunakan tenaga hewan ternak, di mana pengendalian terhadap ternak memang merupakan wilayah ketrampilan kaum laki-laki.

Rabu, 29 Desember 2010

Setelah Hilangnya sebuah Harapan (Oleh: Dodoy Kudeter)

Tak perlu aku menjelaskan panjang lebar. Aku hanya ingin melihat negri ini damai, aman, adil, dan makmur. Yang pintar menulis sudah cukup banyak, yang pintar berbicara sudah cukup banyak, yang berteriak “merdeka” juga cukup banyak, tapi yang menyadari dari lubuk hati yang paling dalam bahwa negeri ini masih dijajah apa sudah meluas sampai pelosok negeri?
Belum..belum..jawabannya belum…
Bicara hanya sebatas kaum pelajar, cendekiawan, dan kaum intelek…
Apakah kaum buruh mengerti dirinya dihisap?
Tenaganya dikuras habis tapi hasilnya di nikmati si kapitalis?

LAWAN UPAH MURAH

“Perlawanan kaum buruh dalam memperjuangkan Kenaikan Upah, adalah sebuah perlawanan panjang kaum buruh yang berlangsung di seluruh wilayah bagian dunia. Kita pasti pernah mendengar tentang kisah pembangunan piramida di mesir (sekitar Th 2575-2150 Sebelum Masehi) yang mempekerjakan para budak yang dalam pekerjaanya hanya di beri Upah yaitu Makanan, yang kemudian berubah pada sebuah perlawanan untuk menuntut penambahan Makanan dan perbaikan kondisi kerja, yang kemudian berubah menjadi perlawan besar dari kaum Budak. Di indonsesia itu pun terjadi (Diantara tahun 1918 sampai dengan 1926) banyak sekali pemogokan-pemogokan yang dilakukan oleh serikat-serikat buruh. pemgokan tersebut dilakukan oleh buruh-buruh yang bekerja transportasi, pelabuhan, perkebunan, perkantoran, penggadaian. Dengan menuntut kenaikan Upah dan perbaikan Kondisi Kerja. Ya, Tentu masih banyak kisah sejarah lainnya yang semakin membuktikan betapa panjang bait sejarah perlawanan terhadap Politik Upah Murah. Seolah jalan sejarah ingin mengarahkan kita jika kaum buruh tidak mau memperjuangkan hak-hak normatifnya, maka jangan pernah bermimpi tentang kesejahteraan !!!
Kesejahteraan tidak dapat tercipta jika tidak kita Rebut.

Lima tahun sudah Kepmenaker No 17/2005 tentang penentuan upah berdasarkan Kebutuhan hidup layak (KHL) diberlakukan. Namun perjuangan kaum buruh atas upah layak kembali mewarnai penghujung tahun ini. Aksi atau demonstrasi buruh kembali marak di sejumlah kota.
Terakhir yang paling panas (25 Nov 2010) puluhan ribu buruh tumpah ruah di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Utara, melakukan pemogokan. Buruh KBN Tuntut UMP DKI 2011.

Menurut pemerintah serta dunia usaha, dari tahun ke tahun upah telah mengalami kenaikan signifikan. Sebagai contoh, rata-rata UMP tahun 2010 sudah mencakup hingga 80% KHL versi Dewan pengupahan. Anggapan tersebut ditentang oleh kalangan serikat buruh karena, pada prakteknya, secara nominal rata-rata kenaikan upah kurang dari 10 %. Di tahun 2010 rata-rata kenaikan UMP hanya sebesar 9,3% sehingga tidak sanggup mengejar kenaikan harga barang dan jasa yang melonjak karena inflasi selama 2010 sebesar 6,8 %.

SITUASI INTER NASIONAL dan SITUASI NASIONAL

- Secara ekonomi-politik; bahwa krisis finansial dunia beberapa dekade ini telah merontokkan banyak lembaga keuangan (termasuk bank-bank investasi) berikut potensi modal yang sudah ‘mapan’, dan memacetkan sirkulasi capital yang (tentunya; dalam porsi lebih besar) ditanam di sektor non-riil (obligasi, portofolio, SUN, dll).

- Krisis paling kontemporer terjadi tahun 2008—penyebabnya: ketidaksesuaian harga dan barang yang beredar (credit default-nya sub-prime mortgage), jaminan swap (tukar-menukar) / jaminan perlindungan dari AIG (American International Group) dan rendahnya deposito masyarakat. Jalan keluarnya adalah: Baillout—mengemis (kembali) pada negara!

- Ternyata, akumulasi/sengkarut masalah ekonomi global sudah tak sanggup lagi diselesaikan di Negara-negara induk kapitalisme (AS, Eropa—eropa timur, Yunani, Spanyol, Portugal, Jerman, AS, Inggris, dll). Gelembung modal (perdagangan non-riil) menyeret sistem keuangan dunia menuju kehancuran, para trader mata uang panik, pakar neo-liberal tak percaya diri.

- Out flows capital. Massifikasi pembukaan pasar baru adalah strategi neoliberal menunda krisis. Mereka butuh pasar untuk melarikan gelembung financial di negerinya masing-masing. Pasar tersebut adalah negara-negara miskin dan sedang berkembang (namum memiliki potensi alam besar dan jumlah manusia/konsumen yang banyak). Pelarian modal dibutuhkan untuk memulihkan ekonomi mereka, karena, modal bermasalah dalam negeri besar tersebut sulit diputar lagi, kalaupun bisa hanya minim laba, namun tinggi resiko (low profits, high risk).
-Instrument yang dipakai: dengan cara membangun blok-blok regional ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN China FTA (ACFTA), ASEAN Korea FTA (AKFTA), ASEAN Australia dan New Zealand (AANZ-FTA), ASEAN India FTA (AIFTA), ASEAN Jepang CEP (AJCEP), Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), INDONESIA-PAKISTAN; di bawah kontrol IMF, WB, ADB, dll.

- Hingga, pada sebuah kesimpulan bahwa, neoliberalisme (sebagai ideologi ekonomi seutuhnya) sudah dicampakkan oleh negri-negri besar tersebut (inkonsistensi). Bahkan, di eropa sendiri, neoliberal tidak pernah diterapkan, ia hanya berlaku sebagai strategi pasar (ekspansi).

Senin, 29 November 2010

”Landasan Pembangunan Serikat Buruh Nasional Yang Militan”

1.      Situasi Ekonomi-Politik Yang Makin Menyengsarakan Kaum Buruh dan Rakyat Miskin Indonesia

Pada tanggal 20 oktober 2009 ini, SBY-Boediono sebagai pemenang dalam pemilu elit 2009 lalu, akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden, di mana bebarapa waktu sebelumnya, anggota-anggota DPR/MPR yang di isi oleh 9 partai politik (Demokrat, Golkar, PDIP, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra dan Hanura) juga telah dilantik, maka sah lah Rezim Kapitalis kembali berkuasa.

Kecuali Gerindra dan Hanura, semua partai yang ada di DPR saat ini merupakan partai yang pernah berkuasa pada 5 tahun, bahkan 10 tahun belakangan ini, dan selama mereka berkuasa, prestasi mereka yang bisa kita rasakan adalah semakin berlanjut kemiskinan massal, semakin bertambah angka PHK massal, semakin bertambah pengganguran, semakin bertambah kematian anak-anak dan ibu, semakin bertambah anak putus sekolah, semakin mahal pupuk, bibit dan obat-obatan anti hama.